Ramalan Indonesia Pecah Tahun 2015
Wednesday, August 7, 2013
34
comments
Djuyoto Suntani, sang penulis buku, menyatakan dalam bukunya paling tidak ada tujuh faktor utama yang akan menyebabkan Indonesia “pecah” menjadi 17 kepingan negeri-negeri kecil di tahun 2015. Kepingan negeri-negeri kecil itu sendiri menurutnya didirikan berdasarkan atas:
1. Kepentingan rimordial (kesamaan etnis),
2. Ikatan ekonomis (kepentingan bisnis),
3. Ikatan kultur (kesamaan budaya),
4. Ikatan ideologis (kepentingan politik), dan
5. Ikatan regilius (membangun negara berdasar agama).
Penyebab pertama adalah siklus tujuh abad atau 70 tahun. Dalam bukunya ia menuliskan;
“Seperti kita ketahui, semua yang terjadi di alam ini mengikuti suatu siklus tertentu. Eksistensi suatu bangsa dan negara juga termasuk dalam suatu siklus yang berjalan sesuai dengan ketentuan hukum alam. Dia mengambil contoh Kerajaan Sriwijaya yang berkuasa pada abad 6-7 M di mana waktu itu rakyat di kawasan Nusantara bersatu di bawah kepemimpinannya. Memasuki usia ke-70 tahun kerajaan itu mulai buyar dan muncul banyak kerajaan kecil yang mandiri berdaulat. Alhasil, di awal abad ke-9 nama Kerajaan Sriwijaya hanya tinggal sejarah. Tujuh abad kemudian (abad 13-14 M) lahir Kerajaan Majapahit di Trowulan, Jawa Timur sekarang. Kerajaan besar itu berhasil menyatukan kembali penduduk Nusantara. Namun, kerajaan ini pun bernasib sama dengan Sriwijaya. Memasuki usia ke-70 pengaruhnya mulai hilang dan bermunculanlah kerajaan-kerajaan kecil di Nusantara. Nama Majapahit pun hilang ditelan bumi. Tujuh abad pasca-jatuhnya Majapahit, di tahun 1945 (abad 20) rakyat Nusantara kembali bersatu dalam suatu ikatan negara bangsa bernama Republik Indonesia (abad 20-21). Tahun 2015 akan bertepatan RI merayakan HUT-nya yang ke-70″.
Dia pun menyatakan,
“Selama ini saya selalu optimis, tapi melihat perkembangan di lapangan, apa yang terjadi pada sesama anak bangsa, sungguh mengenaskan. Irama perpolitikan nasional dewasa ini mengisyaratkan hitungan siklus bersatu dan bubar dalam tujuh abad, 70 tahun tampaknya kembali terulang. Berbagai fenomena alam yang menguat ke arah bukti kebenaran siklus sudah banyak kita saksikan. Pertengkaran sesama anak bangsa, terutama elite politik, tidak kunjung selesai, tulis Djuyoto. Penyebab kedua, Indonesia telah kehilangan figur pemersatu bangsa. Setelah Ir Soekarno dan HM Soeharto, tidak ada tokoh nasional yang benar-benar bisa mempersatukan bangsa ini. Masing-masing anak bangsa selalu merasa paling hebat, paling mampu, paling pintar, dan paling benar sendiri. Para tokoh nasional yang memimpin negeri ini belum menunjukkan berbagai sosok negarawan karena dalam memimpin lebih mengutamakan kepentingan politik golongan/kelompok daripada kepentingan bangsa (rakyat) secara luas. Kehilangan figur tokoh pemersatu adalah ancaman paling signifikan yang membawa negeri ini ke jurang perpecahan”. Katanya tegas.
Pertengkaran sesama anak bangsa yang sama-sama merasa jago dan hebat, masing-masing punya kendaraan partai, punya jaringan internasional, punya dana/uang mandiri, punya akses, merasa punya kemampuan jadi Presiden; merupakan penyebab ketiga Indonesia akan pecah berkeping-keping menjadi negara-negara kecil. Masing-masing tokoh ingin menjadi nomor satu di suatu negara. Fenomena ini sudah menguat sejak era reformasi yang dimulai dengan diterapkannya UU Otonomi Daerah.
Salah satu penyebab Indonesia akan pecah di tahun 2015 karena adanya konspirasi global. Ada grand strategy global untuk menghancurkankeutuhan Indonesia. Ada skenario tingkat tinggi yang ingin menghancurkan Indonesia atau bahkan menghilangkan nama Indonesia sebagai negara bangsa, tegasnya. Konspirasi global ini, Djuyoto Suntani melihat, terus bergerak dan bekerja secara cerdas dengan menggunakan kekuatan canggih melalui penetrasi budaya, penyesatan opini, arus investasi, berbagai tema kampanye indah seperti demokratisasi, hak asasi manusia, kesetaraan gender, modernisasi, kebebasan pers, kemakmuran, kesejahteraan, sampai pada mimpi-mimpi indah lewat bisnis obat-obatan terlarang dengan segmen generasi muda.
Penyebab utama kelima Indonesia akan”‘pecah” dalam penilaiannya adalah faktor nama. Apa yang salah dengan nama? Ternyata, nama Indonesia sesungguhnya berasal dari warisan kolonial Belanda yakni East-India atau India Timur alias Hindia Belanda. Kalangan tokoh politik Belanda tingkat atas malah sering menyebut Indonesia dengan singkatan: In-corporate Do/e-Netherland in-Asia atau kalau diartikan secara bebas nama Indonesia sama dengan singkatan Perusahaan Belanda yang berada di Asia. Pemberian nama Indonesia oleh Belanda memang memiliki agenda politik tersembunyi sebab Belanda tidak rela Indonesia menjadi bangsa dan negara yang besar. Nama orisinil kawasan negeri ini yang benar adalah Nusantara, yang berasal dari kata Bahasa Sansekerta Nusa (pulau) dan Antara. Artinya, negara yang terletak di antara pulau-pulau terbesar dan terbanyak di dunia sebab negara kita merupakan negara kepulauan terbesar di dunia. Bila para anak bangsa tahun 2015 mampu menyelamatkan keutuhan negeri ini sebagai satu bangsa, salah satu opsi adalah dengan penggantian nama dari Indonesia menjadi Nusantara. Nama Nusantara lebih relevan, orisinil, berasal dari jiwa bumi sendiri dan lebih membawa keberuntungan, pesan Djuyoto. Namun, karena perpecahan sudah di ujung tanduk, salah satu agenda dalam membangun komitmen baru sebagai bangsa dalam pandangannya adalah dengan cara (perlu direnungkan) mengganti nama Indonesia menjadi Nusantara. Karena, nama memiliki arti serta memberi berkah tersendiri. Tidak hanya nama Indonesia yang bisa menjadi penyebab negeri ini pecah, nama Jakarta pun ternyata ikut berpengaruh terhadap keutuhan republik ini.
Nama Jakarta, Djuyoto mengungkapkan, memiliki konotasi negatif bagi sebagian besar masyarakat. Bila kita ingin menyelamatkan Indonesia dari ancaman perpecahan serta punya komitmen bersama untuk membawa negara ini menjadi negara besar yang dihormati dunia internasional, maka nama ibukota negara seyogianya dikembalikan kepada nama awalnya yaitu Jayakarta. Nama Jayakarta lebih tepat sebagai roh spirit Ke-Jaya-an Ibukota negara daripada nama Jakarta, sarannya.
Penyebab terakhir pecahnya Indonesia adalah gonjang ganjing pemilihan Presiden tahun 2014. Dia menyatakan dalam Pilpres 2009 bisa saja sejumlah tokoh yang kalah masih mampu mengendalikan diri tapi gejolak massa akar rumput yang berasal dari massa pendukung tidak mau menerima kekalahan jago pilihannya. Mereka lalu mempersiapkan diri untuk maju bertarung lagi pada Pilpres 2014. Pilpres 2014 adalah puncak ledakan dashyat gunung es yang benar-benar membahayakan integrasi Indonesia. Menurut Djuyoto dari informasi yang ia peroleh di seluruh penjuru Tanah-Air, indikasi karena gengsi kalah bersaing dalam Pilpres Indonesia lantas mengambil keputusan radikal dengan mendeklarasikan negara baru bukanlah sekedar omong kosong tapi akan terbukti. Pergolakan alam negeri ini seperti gunung es yang tampak tenang di permukaan namun setiap saat pasti meletus dengan dashyat.
Djuyoto Suntani menjelaskan, pada Pilpres 2014 bakal bermunculan figur dari berbagai daerah yang mulai berani bertarung memperebutkan kursi RI-1 untuk bersaing dengan tokoh nasional di Jakarta. Para tokoh daerah sudah dibekali modal setara dengan para tokoh nasional di Jakarta. Jika mereka kalah dalam Pilpres 2014, karena desakan massa pendukung, opsi lain adalah mendirikan negara baru, melepaskan diri dari Jakarta. Gonjang ganjing Indonesia sebagai bangsa akan mencapai titik didih terpanas pada Pilpres 2014. Jika kita tidak mampu mengendalikan keutuhan negeri ini, tahun 2015 Indonesia benar-benar pecah. Para Capres Indonesia 2014 yang gagal ramai-ramai akan pulang kampung untuk mendeklarasikan negara baru. Mereka merasa punya kemampuan, punya harga diri, punya uang, punya jaringan dan punya massa/rakyat pendukung. Perubahan dan pergolakan politik nasional pada tahun 2014 diperkirakan bisa lebih dashyat karena tidak ada lagi figur tokoh pemersatu yang dihormati dan diterima oleh seluruh bangsa.
Agar Indonesia tidak pecah, dia menyerukan seluruh elemen bangsa untuk bersatu dan bersatu. Dia berharap seluruh bangsa menyadari ancaman yang ada di depan mata dan kemudian saling bergandengan tangan bersatu untuk menyelesaikan semua permasalahan bangsa. Djuyoto bilang buku ini ditulis sebagai peringatan dini, sebagai salah satu wujud untuk berupaya menyelamatkan Indonesia dari ancaman kehancuran. Dengan adanya buku ini diharapkan semoga anak-anak bangsa mulai menyadari bahwa hantu Indonesia pecah sudah berada di depan mata. Kalau sudah paham, diharapkan mulai tumbuh kesadaran dari dalam hati lalu secara bersama-sama mengambil langkah untuk mencegah.
ke 17 negara itu antara lain.
1. Naggroe Atjeh Darrusallam : Banda Atjeh
2. Sumatra Utara : Medan
3. Sumatra Selatan : Lampung
4. Sunda Kecil : Jakarta
5. Jamar (Jawa Madura) : Surakarta
6. Yogyakarta : Yogyakarta
7. Kalimantan Barat : Pontianak
8. Kalimantan Timur : Samarinda
9. Ternate Tidore : Ternate
10.Sulawesi Selatan : Makassar
11.Sulawesi Utara : Manado
12.Nusa Tenggara : Mataram
13.Flobamora & Sumba: Kupang
14.Timor Leste : Dili
15.Maluku Selatan : Ambon
16.Maluku Tenggara : Tual
17.Papua Barat : Jayapura
18. Negara Riau Merdeka
Sumber : bayumas3.blogspot.com
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: Ramalan Indonesia Pecah Tahun 2015
Ditulis oleh admin
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke http://xxxnewstheme.blogspot.com/2013/08/ramalan-indonesia-pecah-tahun-2015.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.Ditulis oleh admin
Rating Blog 5 dari 5
34 comments:
Semoga saja tidak terjadi, jangan sampai perjuangan pahlawan-pahlawan bangsa menjadi sia-sia
Haduh,. yg pasti PIL PRES 2014 akan terjadi pertarungan sengit karena semua capres memiliki kekuatan yang hampir setara,.. indonesia tidak akan berubah nama, indonesia tidak akan pecah, indonesia di prediksikan akan menjadi negara adidaya, negara maju, kemudian menjadi Negara Islam yang menungi seluruh umat beragama, Kejayaan Islam Akan Muncul di Indonesia.
Haduh jangan lah terjadi, sayang Banten nanti ikut sunda kecil... Salam dari banten
Nonsens klo Indonesia pecah hanya karena sebab2 kecil spt itu, aku percaya NKRI akan tetap bersatu sampai akhir jaman krn aku yakin hampir 90 % rakyat Indonesia tetap menginginkan Persatuan Indonesia, hanya segelintir rakyat yg berwacana ingin pisah krn faktor ekonomi. Ramalan2 spt itu tak akan mempan memisahkan Sabang - Merauke, kalau soal ramalan kiamat saja diramalkan orang tapi mana buktinya ?, hanya org2 sok pintar yg selalu berkhayal Indonesia akan runtuh !!!
aku benci itu penggagas otonomi daerah inilah cikal bakal negeri ini cadi amburadul, kalau mau negeri ini tak amburadul ayo hapus itu daerah otonom. masa ia ada raja dinegeri yg sudah ada rajanya mana ada raja patuh pada raja, tak munkin dengan dasar inilah negeri jadi berkeping keping jangankan 18 malah bisa lebih dari puluhan. untuk NKRI kembalikan semua pemerintahan
kepusat. dalam kesempatan ini aku ingatkan dalam penerimaan CPNS kemurniannya diragukan karena semua ingin putra daerah yg akhirnya rasa nasionalismenya akan pupus kalaulah seperti ini akhibat patal NKRI = Negara Kacau Real Indonesia
DARI SABANG SAMPAI MERAUKE. NKRI HARUS TETAP BERJAYA.
NUSANTARA TELAH TERPATRI UNTUK BUMI PERTIWI.TAK AKAN AD YG DAPAT MEMEISAHKAN KAMI.UNTUKMU JIWA RAGA KAMI
SALAM BERSATU DARI PEMUDA-PEMUDI MALUKU.
kita harus tetap jaga bumi pertiwi dari tangan - tangan yg tak bertanggung jawab.manusia yg berjiwa BINATANG.
ha.ha...penulis diatas krg paham sejarah, justru kebalikannya di jaman Satria Piningit wilayah Indonesia akan kembali spt jaman Kerajaan Majapahit
Timor Leste kan memang bukan negara kita. Ya kita lihat saja nanti, kalau memang bentuk negara serikat bisa lebih maju ketimbang AS, why not? :)
Salam,
Fadhil.
Sebenarnya dulu kalo saja bentuk negara kita dengan Republik Indonesia Serikat pasti kita sudah menjadi negara maju seperti AS. Tp dulu bnyk org yg pintar sehingga semuany tergantung ma Soekarno, semua negara2 bagian RIS blm bs mengatur negaranya sendiri sehingga satu persatu mundur dan memih bergabung dg Soekarno. Sekarang , dimana sudah semakin bnyk org pintar dan merasa mampu mengurus negara, jd bentuk negara kita harus dikembalikan berdasarkan UUD 1950 RIS. Banyak negara tp dlm satu persatuan yaitu Republik Indonesia Serikat. Saya sangat setuju sekali, contoh sudah tetbukti USA, bnyk sekali negara bagiannya kurang lebih ada 50 negara, contoh juga negara Malaysia ada 11 kerajaan dan 2 negara bagian. Bravo Indonesia.
Saya juga setuju bila di bentuk negara Serikat itu akan memajukan propinsi yang tertinggal pembangunannya
bukan tahun 2015 bung ! mestinya tahun 2715 tahun yang tepat berdasarkan analisa penulis (7 abad 70 tahun)
Provokatif bukunya, bukan bikin buku biar Indonesia bisa bersatu malah membuat buku kaya gitu... kalo Jaman Soekarno dah masuk penjara nih penulisnya, dan memang pantas masuk penjara...
Maksud saya judulnya yg provokatif isinya engga, bagus sih isinya saya sudah baca..
Pengarang buku cari sensasi. Rupanya dia berharap ramalan itu benar. Dasar pengkhianat bangsa. Orang2 macam mestinya tembak mati saja.
Bukan 2015 tapi 1945 + 7 abad ( 700 th ) sama dengan tahun 2645 wah analisisnya blum tpat bung kalau 2015 masih 600 th lagi masih jauh
Itu baik saja sebagai peringatan dini agar seluruh elemen bangsa ini tidak menomor satukan egonya masing-masing terutama ego kedaerahan yang sangat rawan sekarang ini.
Aku berharap Indonesia tidak sampai ikut arus perang dunia III yang akan pecah sekitar tahun 2020, karena peperangan dunia maya alias maraknya cyber crime yang melanda hampir seluruh negara di dunia, sampai-sampai jejaring sosial akan ditutup semua, karena inti permasalahan ada pada hal tersebut. Sekarang kita sudah sedikit melihat takdir masa depan dunia (mungkin Indonesia) yang terkuak, bahwa banyak cyber crime yang bermula dari jejaring sosial. Karena ini, Indonesia 'terpecah-belah' dalam hal sosial-ekonomi-politik pada tahun 2020. Semoga tidak terjadi nantinya ...
Tapi tenang saja, dunia akan pulih kembali, dan internet akan kembali setelah perang tersebut, hanya saja jejaring sosial tidak akan ada lagi setelah tahun 2021.
ini bagian dari politik perpecahan.. secara tdak lngsung ini mnjadi gmbaran pemberontakan. kita kan tidak tahu siapa sebenarnya Djuyoto?. mngkin dia salah satu dalang dari perpecahan tersebut. betul tidak
Suatu siklus alam biasanya membawa suatu sarat yang harus dipenuhi, selama syarat itu belum dipenuhi siklus alam itu belum akan berlaku, meskipun tanda-tanda kejadian itu telah tampak.
Memang tidak ada sesuatu yang kekal di dunia ini, termasuk Indonesia tetapi Indonesia belum akan pecah berkeping-keping menjadi negara kecil-kecil meskipun tanda-tanda ketidak adilan sosial dan ekonomi sangat terasa saat ini. Langsung saja, mengapa alasan di tahun 2015 Indonesia tidak akan pecah karena Indonesia belum mengalami masa Keemasan atau masa-masa kejayaan dan kemakmuran. Selama bangsa Indonesia belum mengalami masa-masa keemasan siklus perpecahan negeri ini belum akan terjadi.
Majapahit pernah mengalami masa keemasan demikian juga Sriwijaya atau seperti bangsa Roma dulu juga mengalami masa-masa keemasan dan bahkan masa-masa kejayaan bangsa Romawi diabadikan di dalam Al-Qur'an yang dijadikan nama ayat di dalam Al-Qur'an.
Terus kapan Bangsa Indonesia mengalami masa keemasan itu, dimana kemakmuran, kesejahteraan, kedamaian, dan keadilan sosial dirasakan oleh seluruh rakyat Indonesia secara merata.
Itu belum terwujud saat ini.......!
bali masuk mana ?
Penulis ny kebanyakan menghayal aneh2...seperti ngarang novel fiktif aja..
Sangat mungkin terjadi,,, karena orang2 yg berada di luar pulau Jawa sangat tidak nyaman atau merasa terjajah oleh kepentingan JAKARTA YG TAK PERNAH ADIL,, semua kekayaan negeri diambil oleh pusat,, dan daerah penghasil hanya kecipratan sangat sedikit,, sebagian besar kekayaan daerah luar jawa hanya dihabiskan untuk memberi UPETI kepada Penguasa di Pulau Jawa...
Wajar saja jika Penerimaan CPNS di daerah itu hanya ingin menerima putera daerah,, karena putra daerah itu pendidikannya jarang ada yg berpendidikan tinggi,, sedangkan penerimaan CPNS diharuskan yg berpendidikan minimal S1, maka yg akan mengisi formasi tsb bisa dipastikan lebih banyak yg dari Jawa,, karena kesempatan berpendidikan lebih tinggi itu ya hanya masyarakat di Pulau Jawa,, karena daerah luar jawa masih disibukkan untuk mengisi perut sehari - hari,, karena kekayaan daerahnya dirampas oleh pusat yg seharusnya bisa untuk memakmurkan masyarakat daerahnya sendiri termasuk untuk memperoleh pendidikan yg tinggi....
Memang tulis menulis itu mengasyikkan teringat waktu di Taman kanak kanak pertama bisa menulis sangatlah gembira sampai sampai saking semangatnya menulis lupa bermain, semoga tulisan tulisan ini menjadi contoh sedikit ...bahan merenung keadaan negara kita untuk instropeksi diri kita apa yang selama ini kita lakukan sudah sesuai dengan kodrat sebagai manusia dimuka bumi ini atau kita tergolong manusia perusak atau manusia pembangun negeri ini lebih menjadi negara yang berartabat dunia maupun akhirat.Amiiiiin.
INI TDA AKAN TERJADI,, setidaknya di thun ini jangankan negara ,, mau jadi propinsi ajah dah susah ,,,,,,,,,,, cari sensasi ajah ni peramal
Memang harus ada perpecahan dahulu, di saat perpecahan dan pergolakan semakin parah, Insya Allah akan muncul pemimpin Indonesia baru, Dia yang di juluki " Satrio Peningit " atau " Imam Mahdi " yang nantinya akan memersatukan kembali Indonesia dan akan menjadi negara besar di dunia.
Pecah sajalahh... ga penting mau pecah atau bersatu sama aja ..... yang bersatu koruptornya doang.....
Diantara 17 Negara baru itu kok Ga ada BALi ya? Bali kemana? jadi apa dalam Hayalan Anda itu?
Omong kosong
moga negara indonesia hancur bagaikan kerikil...
karna negara indonesia sekarang ini tidak pakek PANCASILA..
Tanpa kita sadari indonesi sudah pecah belah karena adanya otonomi daerah,........
contoh kecilsaja UMR aja tiap daerah sudah berbeda,sedangkan harga sembako relatif sama di daerah daera,...buat apa mikirin negara mau pecah belah ,terserah mendingan mikirin buat ngisi perut utunk sehari hari,.....
di perkirakan tahun 2015 yang memisahkan diri menjadi negara 2 kecil itu adalah para koruptornya, wahai para koruptor!!!! silahkan anda memisahkan diri dari negara RI .
Persetan dengan Otonomi Daerah & Koruptor. Koruptot bisanya nyampah aja, harusnya di hukum mati ajah tuh orang yg korup, biar ga ada yg berani korup
kota bandung, bali, lombok, palembang masuk kmn?
ngarang halus.....
Post a Comment